Kenali! Pentingnya Vaksin HPV Bagi Anak Perempuan
Swipe untuk artikel selanjutnya
Perempuan Indonesia saat ini berada dalam situasi genting terkena kanker leher rahim (serviks). Data Globocan yang dirilis Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), pada Tahun 2012, menunjukkan kanker serviks menempati peringkat kedua penyebab kematian terbesar bagi perempuan Indonesia.
Dalam satu tahun, lebih dari 9.000 keluarga di Indonesia harus kehilangan ibu, istri dan anak perempuan, karena menderita kanker serviks. Bahkan dalam beberapa tahun terakhir, penderita kanker serviks menunjukkan peningkatan signifikan pada perempuan usia produktif, yakni antara 25 sampai 45 tahun.
Menurut Ketua Himpunan Onkologi dan Ginekologi Indonesia, Prof. Dr. dr. Andrijono, SpOG (K), kebanyakan penderita kanker serviks terdeteksi pada usia 25-45 tahun. (Baca: Catat! Inilah Usia Rentan Infeksi HPV)
Jika dirunut, maka sebagian besar penderita terinfeksi virus HPV yang menjadi penyebab kanker serviks, ketika masih remaja. Hal itu disebabkan virus HPV membutuhkan waktu antara 3-20 tahun untuk berkembang menjadi kanker serviks, bergantung pada kondisi imunitas tubuh perempuan yang terinfeksi.
“HPV dapat terkena pada remaja putri, karena pada masa remaja sejalan dengan masa pertumbuhan mereka, struktur organ serviks lebih rentan terhadap infeksi HPV,” kata Andrijono. (Baca: Sudah Remaja Tapi Belum Vaksin HPV, Apa yang Harus Dilakukan?)
Terkait dengan kondisi tersebut, sejumlah negara telah merekomendasikan vaksin HPV diberikan sejak anak perempuan berusia 9 tahun. Di beberapa negara, vaksin HPV juga diberikan kepada anak laki-laki dan menjadi program imunisasi nasional.
Di Australia misalnya, dalam jangka waktu 1-4 tahun setelah dijadikan program imunisasi nasional, vaksinasi HPV berhasil menurunkan angka penderita kanker sebesar 77% pada kategori usia 18-24 tahun. Melalui program tersebut, vaksinasi HPV diberikan kepada anak-anak secara wajib, baik di tingkat sekolah dasar maupun menengah.
Pemerintah Indonesia memang belum menerapkan vaksinasi HPV sebagai program imunisasi nasional, namun sudah melakukan proyek percontohan di DKI Jakarta pada 2016. Saat itu, vaksinasi HPV diberikan kepada 66,000 siswi SD kelas 5 dan 6, pada saat Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
Di tahun 2017, pemerintah juga melakukan proyek percontohan kedua di DKI Jakarta, serta di Yogyakarta dan Surabaya. Dan pada tahun ini, proyek percontohan vaksinasi HPV untuk siswi SD diperluas di Makassar dan Manado.
Menurut Andrijono, sudh saatnya Pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan yang sama seperti yang dilakukan Pemerintah Australia, bahkan Malaysia, agar dapat melindungi remaja putri Indonesia yang merupakan generasi penerus bangsa dari serangan kanker serviks.
“Sangat penting bagi anak perempuan Indonesia di masa praremaja atau remaja untuk mendapatkan vaksinasi HPV, sebagai langkah pencegahan untuk menekan angka penderita kanker serviks, karena di usia remaja mereka memiliki daya tahan tubuh yang lebih kuat untuk merespon vaksin,” ujar Andrijono.
Apakah setelah membaca artikel ini Anda berniat untuk melakukan pencegahan Infeksi HPV?
Dapatkan Notifikasi Artikel Terbaru!
Sukses!
Terimakasih telah mendaftarkan email anda untuk mendapatkan update artikel terbaru.