5 Penyakit pada Sistem Reproduksi Wanita

penyakit pada sistem reproduksi wanita

Alat reproduksi wanita bisa dikatakan rumit. Sebab, ada banyak organ dan seluruhnya harus diperhatikan dengan baik agar tetap dalam kondisi sehat. Meskipun demikian, ada saja penyakit yang mungkin menghinggapinya. 

Inilah beberapa penyakit pada sistem reproduksi wanita:

1. Endometriosis

Di dalam rahim terdapat jaringan selaput yang menyelimuti dinding rahim. Namanya endometrium. Jaringan ini dapat tumbuh di tempat lain. Ketika jaringan endometrium tumbuh di tempat lain inilah yang disebut dengan endometriosis. Jaringan ini dapat tumbuh di belakang rahim, ovarium (tempat tumbuhnya sel telur), bahkan di kandung kemih atau usus.

Adanya jaringan yang salah tumbuh ini menyebabkan efek seperti sulitnya kehamilan (infertilitas), menstruasi yang sangat berat, dan menyebabkan rasa sakit. Meskipun demikian, ada juga perempuan yang mengalami endometriosis tetapi tidak merasakan gejala apapun. Hal ini langsung berefek ke sulitnya kehamilan. Karenanya, ketika perempuan tidak kunjung hamil, hal pertama yang diperiksa adalah kemungkinan adanya endometriosis.

Baca juga : Cara mencegah kanker serviks pada wanita

2. Penyakit Kanker

Kanker dapat tumbuh di mana saja, di tubuh manusia. Pada sistem reproduksi wanita, kanker dapat terjadi di:

  1. Vulva, yaitu bagian luar dari organ intim wanita,
  2. Vagina, yaitu saluran seperti tabung yang berada antara bagian bawah rahim dan bagian luar tubuh,
  3. Serviks atau mulut rahim, yaitu bagian ujung rahim, yang merupakan jalan antara vagina dan rahim,
  4. Rahim, yaitu organ tempat tumbuhnya bayi,
  5. Ovarium, yaitu tempat tumbuhnya sel telur.

Baca juga  : Cara mengobati infeksi rahim

3. Fibroid Rahim

Mungkin penyakit ini belum sering terdengar. Namun, hal ini umum terjadi pada perempuan dengan usia subur. 

Fibroid rahim adalah tumor yang tumbuh di dinding rahim, di dalam dinding rahim, atau di dalam rahim. Fibroid ini terbuat dari sel otot dan jaringan lain tetapi bukan kanker. 

Ada perempuan yang tidak mengalami gejala apapun ketika mengalami fibroid rahim. Kalau pun mengalami, gejalanya adalah:

  1. Nyeri punggung di bagian bawah,
  2. Sering buang air kecil,
  3. Terasa penuh di perut bagian bawah,
  4. Sakit saat berhubungan seks,
  5. Perdarahan di luar masa menstruasi,
  6. Menstruasi yang berat dan terasa sakit,
  7. Mengalami keguguran berulang, persalinan dini, atau sulit hamil.

4. Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)

Yaitu ketidakseimbangan hormon di dalam tubuh, sehingga memengaruhi ovulasi. Kondisi ini dapat menyebabkan:

  1. Tumbuhnya kista pada indung telur
  2. Tumbuhnya rambut berlebihan di tubuh dan wajah
  3. Menstruasi yang tidak teratur
  4. Sulit hamil

Banyak perempuan yang baru menyadari dirinya mengalami PCOS ketika memeriksakan diri pada saat menjalani program kehamilan. Hal ini karena sudah lama menikah tetapi belum kunjung hamil.

5. Primary Ovarian Insufficiency (POI)

Ini adalah kondisi di mana ovarium tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Penyakit ini umumnya terjadi pada perempuan berusia di bawah 40 tahun. Ada beberapa hal yang terjadi ketika Anda mengalami POI, yaitu:

  1. Haid tidak teratur,
  2. Haid mungkin saja berhenti sama sekali,
  3. Sakit saat berhubungan seks,
  4. Suasana hati yang berubah drastis,
  5. Sulit berkonsentrasi.

Masih banyak lagi penyakit pada sistem reproduksi wanita. Pada intinya, Andalah yang harus waspada terhadap organ tubuh sendiri. Sebaiknya rutin memeriksakan diri meskipun tidak ada keluhan. Sebab, tidak semua penyakit menampakkan gejala. Terlebih, jika ada keluhan, segeralah memeriksakan diri ke dokter agar lekas diketahui penyakitnya.

Referensi:

  • https://www.cdc.gov/reproductivehealth/womensrh/healthconcerns.html
  • https://www.webmd.com/women/ss/slideshow-women-reproductive-problems

 


Apakah setelah membaca artikel ini Anda berniat untuk melakukan pencegahan Infeksi HPV?


Dapatkan Notifikasi Artikel Terbaru!

Masukkan email kamu untuk mendapatkan pemberitahuan ketika ada artikel terbaru!