4 Gejala Kanker Serviks Stadium Awal dan Cara Mengobatinya

4 Gejala Kanker Serviks Stadium Awal dan Cara Mengobatinya

Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah salah satu jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Meski bersifat mematikan, kanker serviks bisa dikendalikan dengan peluang keberhasilan yang cukup baik bila sudah dideteksi sejak awal, yaitu pada stadium satu.

Terjadinya penyakit kanker serviks ini berjalan sangat lambat dengan bermula dari terdapatnya perubahan pada displasia. Displasia itu sendiri yaitu perkembangan sel atau jaringan yang berkembang secara tidak normal dan hal ini merupakan tanda dari bermulanya suatu kanker terbentuk.

Kemudian, displasia ini perlahan – lahan akan terus meningkat dan meningkat. Sedangkan, displasia ini muncul karena suatu akibat seperti terjadinya gangguan pada keseimbangan hormon kemudian adanya trauma mekanik atau trauma kimiawi yang muncul serta terdapatnya virus ataupun bakteri.

Pada fase preinvasif atau yang bisa juga disebut dengan awal mula terbentuknya tumor pada serviks atau pada mulut rahim yang akan berkembang menjadi invasif yaitu tumor tersebut menjadi ganas dengan waktu kurang lebih selama 7 tahun sampai 10 tahun proses perkembangannya.

Jika tumor ini sudah ganas atau dapat juga disebut dengan kanker serviks ini sudah terjadi di rahim anda maka akan sangat sulit diobati. Pengobatan yang nantinya akan dijalani hanya untuk mengurangi kanker ini menyebar ke organ – organ yang lainnya.

Seperti apa kondisi kanker serviks stadium satu, gejalanya, serta pengobatannya? Simak penjelasan di bawah ini.

Stadium Kanker Serviks

Kanker serviks stadium 1 merupakan tahapan kanker di mana sel kanker hanya berada pada bagian organ leher rahim. Dalam dunia kedokteran, kanker serviks stadium 1 akan dibagi menjadi stadium 1A (1A1 dan 1A2) dan 1B (1B1 dan 1B2). (Baca: Promo Vaksin Kanker Serviks di Rumah + Gratis Pap Smear )

Pada tahap ini, sel kanker telah menyerang serviks tapi tidak tumbuh di luar rahim. Sel kanker belum menyebar ke kelenjar getah bening yang ada di dekatnya atau menyebar ke bagian tubuh yang lebih jauh. Perlu diketahui juga kalau kanker serviks stadium 1 dibagi lagi ke dalam beberapa kelompok. 

Stadium 1A : Ini merupakan bentuk awal dari tahap 1. Sel kanker dalam jumlah kecil sudah menyerang serviks dan ini hanya bisa dilihat di bawah mikroskop. Stadium 1A dibagi lagi menjadi:

  • Stadium 1A1: Sel kanker sudah menyerang jaringan serviks dengan kedalaman <3 mm dan mempunyai lebar <7 mm
  • Stadium 1A2: Sel kanker sudah ada di jaringan serviks dengan kedalaman antara 3-5 mm dan lebar <7 mm

Promo vaksin hpv 2018

Stadium 1B : Sel kanker sudah bisa dilihat tanpa bantuan mikroskop. Ukuran sel kanker sudah lebih besar dibandingkan stadium 1A, tapi masih menyebar hanya di jaringan serviks. Stadium 1B dibagi menjadi:

  • Stadium 1B1: Kanker sudah bisa dilihat dan mempunyai ukuran ≤4 cm
  • Stadium 1B2: Ukuran sel kanker sudah lebih besar dari 4 cm

Bagaimana gejala kanker serviks stadium 1?

4 Gejala Kanker Serviks Stadium 1

  1. Keluar darah dari vagina

Bila Anda tiba-tiba mengeluarkan darah atau bercak darah dari vagina, padahal saat itu Anda sedang tidak dalam masa haid, maka bisa jadi hal tersebut merupakan gejala awal kanker serviks stadium 1. Biasanya, perdarahan ini terjadi setelah Anda berhubungan seksual.

Jika anda mengalami perdarahan kontak atau yang juga biasa disebut dengan perdarahan bersenggama yang terjadi setelah anda bersenggama dengan pasangan anda ini merupakan suatu gejala yang disebut dengan karsinoma serviks kurang lebih sekitar 75% sampai 80%.Darah yang keluar tersebut seringkali berwarna merah terang dan bentuk darah tersebut dapat berupa cair maupun juga dapat menggumpal. Perdarahan juga bisa terjadi pada rektum atau anus jika sel kanker yang sudah mulai menyebar (stadium lanjut).

Karsinoma serviks yaitu kanker yang berada dan tumbuh pada sel – sel yang berada di leher rahim. Dan gejala ini saat pertama kali muncul tidak akan ketahuan dan seringkali ketahuan saat sudah mulai menyebar pada bagian yang lainnya.

Karsinoma serviks ini biasanya sering ditandai dengan siklus haid yang menjadi tidak teratur, kemudian sering terjadinya penyaluran sekret vagina serta mengalami perdarahan saat sedang haid atau menstruasi.

Baca Juga : Seberapa Ampuh Vaksin HPV untuk Mencegah Kanker Serviks?

  1. Nyeri panggul

Apakah Anda merasakan sakit atau nyeri di area panggul? Jangan anggap remeh rasa sakit tersebut. Nyeri di area panggul ketika memasuki masa haid mungkin hal biasa. Namun, kalau Anda merasakannya ketika melakukan hubungan seks dengan pasangan, maka nyeri panggul yang Anda rasakan tidak normal dan bisa jadi gejala awal kanker rahim.

  1. Keputihan berlebih

Keputihan adalah hal yang normal dan pasti dihasilkan vagina pada setiap wanita. Namun, ada kalanya keputihan tidak normal dan menunjukkan suatu gangguan kesehatan.

Keputihan yang normal itu yaitu keputihan yang tidak berbau dan juga tidak menimbulkan gatal pada bagian genetalia atau alat kelamin, dan umumnya menjelang siklus menstruasi. Sedangkan, keputihan yang tidak normal yaitu keputihan yang berwarna hijau atau kuning ke hijauan dan juga memiliki bau yang busuk dan disertai dengan gatal pada bagian genetalia atau pada alat kelamin.

Bau busuk yang ditimbulkan pada keputihan yang tidak normal ini diakibatkan oleh terjadinya infeksi atau juga bisa terjadi karena nekrosis jaringan. Nekrosis jaringan yaitu jaringan – jaringan yang sudah mati dan tidak dapat berfungsi kembali. Selain itu jika nekrsis jaringan ini tidak segera di atasi maka dapat menjalar ke bagian yang lainnya.

Jika anda mengalami keputihan yang tidak wajar yaitu terdapatnya warna kuning hingga kehijauan disertai dengan bau yang tidak sedap dan juga merasa gatal pada bagian genetalia atau alat kelamin ini harus segera dikonsultasikan dengan dokter.

Dengan penanganan yang langsung segera di tangani ini akan menurunkan risiko terjadinya kanker serviks yang dapat menyerang pada siapa saja yang tidak memperhatikan pola hidup bersih sehatnya bagi setiap manusia.

Baca Juga : Apakah Keputihan yang Berlebihan Merupakan Gejala Kanker Serviks?

  1. Sulit buang air besar

Perhatikan, apakah Anda belakangan ini sulit buang air besar (BAB). Pasalnya, kondisi ini mungkin saja menandakan kalau Anda mengalami kanker serviks. Bila kanker serviks sudah tumbuh cukup besar, benjolan kanker dapat menekan usus Anda dan membuat Anda sulit BAB.

Cara Mengobati Kanker Serviks Stadium Awal

  1. Operasi

Pembedahan untuk kanker serviks stadium awal atau dini ini biasanya berupa pengangkatan leher rahim dan rahim (histerektomi). Untuk beberapa kanker serviks yang sangat awal, mungkin saja hanya sebagian besar serviks yang diangkat. Karena itu, wanita pun masih punya kemungkinan hamil dan melahirkan sesudahnya.

Kanker servik pada stadium awal sangat disarankan untuk dilakukan pembedahan atau operasi. Operasi ini yaitu dilakukan dengan operasi radikal yang merupakan suatu pemotongan pada bagian servik, beberapa jaringan rahim dan juga sebagian vagina.

Operasi radikal ini juga bisa digunakan untuk pembersihan kelenjar getah bening yang terdapat pada kedua sisi pelvis/panggul. Kelebihan dari operasi radikal ini yaitu bisa membersihkan lesi kanker dan tergolong dalam pengobatan yang termasuk singkat.

Operasi radikal ini juga mempunyai kekurangan yang juga harus anda ketahui yaitu dapat menimbulkan luka, jangkauan dari operasi termasuk luas, rawan terjadinya komplikasi yaitu seperti adanya perdarahan, infeksi pada bagian pelvis dan juga bisa terjadi infeksi pada bagian saluran kemih serta munculnya fistula (saluran ) pada vagina.

Fistula vagina merupakan muncul suatu celah atau juga suatu saluran yang abnormal yang  menghubungkan vagina dengan organ yang lain seperti usus besar, kandung kemih serta rektum atau anus.

  1. Kemoterapi 

Untuk beberapa kanker tahap awal yang lebih besar (tahap 1B atau stadium 2A), dokter Anda mungkin menyarankan kemoradioterapi terlebih dahulu. Anda mungkin kemudian dianjurkan untuk menjalani radioterapi eksternal dalam lima hari (setiap minggunya), selama sekitar lima minggu. Baca Juga : Virus HPV mengintai siapa saja dan bagaimana caranya?

Dokter juga mungkin akan menyarankan Anda menjalankan radioterapi internal (brachytherapy) di akhir masa pengobatan. Selama menjalani radioterapi, Anda juga mungkin masih menjalani kemoterapi seminggu sekali atau sekali dalam dua atau tiga minggu. Hal ini tergantung pada obat kemoterapi yang diberikan dokter.

Dalam segala jenis kasus kanker maka yang seringkali digunakan dalam usaha untuk mengurangi atau menyembuhkan kanker servik ini adalah dengan menggunakan kemoterapi yang tentu saja harus di konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.

Pada pasien – pasien yang pada sebuah fase yang memasuki pada stadium akhir yang hal ini tentu saja tidak bisa dilakukan operasi dan hanya bisa dilakukan pengobatan dengan cara di kemoterapi.

Setiap pemberian suatu treatment atau obat tentu saja memiliki efeknya masing – masing dan pengobatan dengan cara kemoterapi ini juga memiliki efek samping yang dapat dikatakan cukup besar.

Efek samping ini yaitu meliputi dapat membunuh sel – sel kanker serta obat kemoterapi ini juga dapat menyebabkan rusaknya jaringan – jaringan dan juga rusaknya fungsi – fungsi normal yang terdapat pada sel – sel di sekitarnya.

Dengan adanya efek samping diatas ini lah yang akan menyebabkan sel imun bagi para penderita kanker serviks ini menjadi menurun yang sangat drastis dan hal ini juga akan menyebabkan mual, muntah, nafsu makan yang menurun seta diare kemudian rambut rontok dan juga lain sebagainya.

Efek samping dari penggunaan kemoterapi ini juga dapat merusak organ ginjal pada tubuh manusia sehingga jika rutin melakukan kemoterapi maka juga harus rutin dalam melakukan tes darah.

  1. Radioterapi

Radioterapi merupakan suatu penyinaran radiasi yang tinggi yang bertujuan untuk membunuh sel kanker pada organ yaitu rahim. Radioterapi ini bisa dijadikan sebagai pengobatan jika kanker servik ini masih pada fase satu sedangkan jika sudah dalam fase akhir maka radioterapi ini digunakan dengan disertai penggunaan kemoterapi.

Kolaborasi yang dilakukan yaitu kemoterapi dan juga radioterapi ini dapat dijadikan sebagai untuk mengendalikan adanya nyeri dan juga adanya perdarahan. Radioterapi ini dibagi menjadi 2 yaitu eksternal dan juga internal.

Radioterapi eksternal atau external beam radiation therapy (EBRT) yang dijalankan dengan menggunakan sebuah mesin radioterapi. Mesin ini cara bekerjanya yaitu menghancurkan sel – sel kanker dengan memberikan gelombang yang berenergi tinggi di bagian panggul penderita kanker servik tersebut.

Biasanya EBRT ini dilakukan sebanyak 5 hari dalam seminggu yang juga dilakukan selama6 hingga 7 minggu. EBRT ini dapat juga diberikan dengan adanya kolaborasi kemoterapi yang dalam dosis yang rendah. Namun, EBRT ini juga dapat dijadikan obat tunggal jika penderita kanker servik tersebut tidak dapat menjalani pengobatan kemoterapi.

Radioterapi internal atau juga bisa disebut dengan brakiterapi yang cara bekerjanya yaitu memasukkan implant radioaktif yang dimasukkan melalui vagina dan setelah itu ditempatkan pada sel kanker atau berada di dekat sel kanker tersebut.

EBRT juga bisa di kombinasikan dengan pemberian obat brakiterapi ini yang juga dapat dijadikan sebagai pengobatan pertama saat terjadinya kanker servik dengan pemberian dosis pada brakiterapi ini diberikan dengan dosis yang kecil atau rendah dan dilakukan selama beberapa hari.

Namun, brakiterapi ini juga dapat diberikan dengan dosis yang tinggi kurang lebih selama seminggu dan pada pemberian dosis yang tinggi ini implant radioaktif yang dimasukkan dan juga di diamkan kurang lebih selama beberapa menit setelah itu dikeluarkan kembali.

Efek samping yang dapat terjadi jika diberikan EBRT yaitu seperti adanya mual muntah, diare dan juga dapat menyebabkan tubuh lemas, iritasi kulit serta kram yang terjadi pada perut. Selain itu, juga dapat memberikan efek perdarahan yang terjadi pada vagina atau rektum dan juga dapat terjadi inkontinensia urin (keadaan dimana anda tidak dapat mengontrol keinginan buang air kecil anda).


Apakah setelah membaca artikel ini Anda berniat untuk melakukan pencegahan Infeksi HPV?


Dapatkan Notifikasi Artikel Terbaru!

Masukkan email kamu untuk mendapatkan pemberitahuan ketika ada artikel terbaru!