Dalam Kenangan, Sang Malaikat Pelindung

Dalam Kenangan, Sang Malaikat Pelindung

Di mataku, Kak Yuli bukan hanya sekedar seorang kakak. Dia adalah sahabat tempatku bercerita. Dia paling tahu bagaimana semangatin adik-adiknya, dan yang terpenting dia selalu jadi pelindung adik-adiknya. Aku ga pernah berasa sendirian karena aku tahu ada Kak Yuli yang lindungin aku.

Masih segar banget di ingatanku , saat Kak Yuli kecil yang tomboy nantangin anak-anak cowo yang godain aku untuk ke lapangan, dan dia rontokin rambut anak-anak itu supaya mereka kapok. Coba kalau ngga ada Kak Yuli, aku bisa ngelawan mereka gimana?

Baca Juga : Hindari Stigma: Kanker Serviks Karena Pergaulan Bebas

Lokasi Vaksinasi Klik di sini.

Ingatan itu sama segarnya ketika aku pertama kali dikabari olehnya lewat telepon kalau dia divonis kanker serviks. Aku masih mencatat semua memori tentang perjuangan kakak mulai dari memastikan dirinya benar-benar menderita kanker serviks sampai pergi ke puluhan dokter untuk mendapatkan opini berbeda-beda tentang penanganan penyakitnya.

Hanya 3,5 tahun waktu yang dibutuhkan oleh penyakit itu untuk menggerogoti tubuh cantik Kak Yuli. Waktu yang cukup singkat, namun terasa lama dan menguras banyak emosi hampir tanpa jeda.

Rasa sesak di dada yang harus kutahan pada momen-momen dimana aku harus rapat dengan dokter untuk membicarakan progress dan rencana perawatan Kak Yuli, atau saat harus bicara di hadapan media, atau malam-malam dimana aku melihat Kak Yuli meringis menahan sakit, mungkin tidak akan pernah sebanding dengan rasa sakit yang Kak Yuli alami. Dan apapun yang aku lakukan tidak pernah bisa meringankan bebannya, seberapapun aku ingin itu terjadi.

Tapi saat masa berjuangnya pun Kak Yuli tetap menjadi yang terkuat di antara kami. Masih terus mengingatkan kami untuk tidak patah semangat dan berusaha untuk berpikir positif karena memang itu yang ia butuhkan agar kuat berjuang untuk sembuh.

Baca Juga : Syifa Hadju: Peduli Kanker Serviks Sejak Belia

Dan kepergiannya pun secara tidak langsung mengingatkan kami semua untuk menjalani hidup yang lebih sehat agar terlindung dari kanker serviks. Sejak Kak Yuli sakit, kami sekeluarga tergerak untuk menjalani hidup dan pola makan yang lebih sehat, membuatku berpikir kenapa harus nunggu Kak Yuli sakit dulu untuk membuat kita semua terlindung.

Rasa sakit itu hingga kini masih terasa, dan aku sangat berharap tidak ada lagi keluarga-keluarga lain yang harus menjalani ini semua. Cari tahu tentang kanker serviks ini sekarang, dan lakukan pencegahannya sekarang! Kalau bukan kita yang melindungi keluarga kita, siapa lagi?

Namun, apabila itu terjadi, yang kita dapat lakukan sebagai keluarga hanyalah memberi semangat dan doa tanpa henti, percaya kepada yang menangani dan serahkan semuanya kepada Allah.

Nia Anggia adalah adik pertama Julia Perrez, dan menemani Julia selama 4 bulan terakhir perawatannya di RSCM.


Apakah setelah membaca artikel ini Anda berniat untuk melakukan pencegahan Infeksi HPV?


Dapatkan Notifikasi Artikel Terbaru!

Masukkan email kamu untuk mendapatkan pemberitahuan ketika ada artikel terbaru!