Berbagai Risiko Komplikasi yang Umum Terjadi Akibat Kanker Serviks

Berbagai Risiko Komplikasi yang Umum Terjadi Akibat Kanker Serviks

Komplikasi kanker serviks umumnya terjadi ketika sel kanker sudah memasuki stadium lanjut dan dibiarkan tanpa pengobatan. Akan tetapi, komplikasi juga bisa muncul sebagai efek samping pengobatan kanker. Berikut ini beberapa komplikasi kanker serviks yang mungkin terjadi, baik dari terapi maupun efek samping perkembangan keganasan sel kanker itu sendiri.

Komplikasi kanker serviks stadium lanjut

  1. Rasa nyeri hebat

Rasa sakit yang parah muncul ketika sel kanker sudah menyerang saraf, tulang, atau otot.

Biasanya, obat pereda rasa sakit dapat digunakan untuk mengendalikan rasa sakit ini. Jika pereda rasa sakit yang dijual bebas tidak banyak membantu, tanyakan pada dokter tentang dosis yang lebih kuat atau jenis lainnya yang lebih efektif. Radioterapi jangka pendek juga efektif untuk mengendalikan rasa sakit.

  1. Gagal ginjal

Ginjal berfungsi membuang limbah dari dalam tubuh lewat saluran urin (ureter)

Pada beberapa kasus kanker serviks stadium lanjut, sel kanker bisa menekan ureter dan menyebabkan terhalangnya aliran urin untuk keluar dari ginjal.

Penumpukan urin dalam ginjal, disebut hidronefosis, dapat menyebabkan ginjal membengkak dan meregang. Hidronefrosis parah bisa merusak ginjal sehingga kehilangan seluruh fungsinya. Akibatnya, terjadilah gagal ginjal.

  1. Penggumpalan darah

Seperti kanker lainnya, kanker serviks dapat membuat darah menjadi lebih kental dan cenderung menggumpal. Risiko penggumpalan darah ini meningkat setelah menjalani kemoterapi dan istirahat setelah operasi.

Terlebih, munculnya tumor yang besar dapat menekan pembuluh darah pada panggul. Hal inilah yang memperlambat aliran darah balik dan akhirnya mengakibatkan penggumpalan di kaki.

Penggumpalan darah di kaki bisa berdampak sangat fatal jika gumpalan darah tersebut lepas mengalir ke atas dan jadi menyumbat pembuluh paru-paru. Kondisi ini disebut dengan emboli paru-paru.

Penggumpalan darah di kaki ini bisa ditangani dengan kombinasi obat-obatan pengencer darah, seperti heparin atau warfarin. Membalutkan stocking atau kain pembalut kaki khusus juga dapat membantu memperlancar peredaran darah ke seluruh tubuh.

Promo vaksin hpv 2018

  1. Perdarahan hebat

Ketika sel kanker sudah menyerang vagina, usus, atau kandung kemih, salah satu risikonya adalah perdarahan hebat. Perdarahan bisa muncul di anus. Salah satu gejalanya adalah urin atau BAB yang berdarah.

Perdarahan bisa ditangani dengan obat yang bernama asam traneksamat untuk menghentikan perdarahan yang terjadi. Radioterapi juga efektif dalam menghentikan perdarahan karena kanker.

  1. Keputihan abnormal

Keputihan abnormal ditandai dengan bau aneh dan tidak sedap yang kuat. Komplikasi kanker serviks ini bisa terjadi akibat kerusakan pada jaringan sel-sel vagina, kerusakan pada kandung kemih atau usus sehingga terjadi kebocoran, atau karena infeksi bakteri pada organ vagina.

Untuk mengatasi hal ini, dokter biasanya memberikan gel antibakteri yang mengandung metronidazole.

  1. Fistula

Fistula termasuk komplikasi kanker serviks yang jarang terjadi, hanya sekitar satu dari 50 kasus kanker serviks stadium lanjut.

Fistula adalah terbentuknya sambungan atau saluran abnormal antara dua bagian dari tubuh. Pada kasus kanker serviks, fistula bisa terbentuk antara kandung kemih dan vagina. Sambungan ini bisa mengakibatkan urin keluar tanpa henti dari vagina. Terkadang, fistula bisa menyambungkan saluran vagina dan rektum (anus).

Biasanya diperlukan operasi untuk memperbaiki fistula. Namun, ini sering kali tidak mungkin dilakukan pada wanita dengan kanker serviks stadium lanjut, karena kondisi mereka yang sudah sangat lemah.

Komplikasi kanker serviks akibat pengobatan

  1. Menopause dini

Menopause dini dapat terjadi jika rahim dan ovarium diangkat lewat operasi, atau bisa juga karena rahim dan ovarium yang rusak saat menjalani radioterapi.

Beberapa gejala yang bisa muncul akibat kondisi ini adalah:

  • Vagina kering.
  • Menstruasi berhenti atau tidak teratur.
  • Kehilangan nafsu seksual.
  • Sensasi rasa panas dan berkeringat.
  • Berkeringat berlebihan di malam hari.
  • Kehilangan kemampuan menahan buang air kecil (inkontinensia urin)
  • Penipisan tulang yang bisa menyebabkan osteoporosis atau tulang rapuh.

Gejala menopause dapat dikurangi dengan terapi penggantian hormon.

  1. Penyempitan vagina

Pengobatan radioterapi untuk kanker serviks seringkali menyebabkan vagina menyempit. Kondisi ini dapat membuat hubungan seks terasa sangat menyakitkan.

Pengobatan dapat dilakukan dengan mengoleskan krim hormon pada vagina untuk meningkatkan kelembapan pada vagina sehingga hubungan seks bisa menjadi lebih mudah.

  1. Munculnya limfedema

Linfedema adalah kondisi pembengkakan tangan atau kaki karena sistem limfatik yang terhalang atau nodus limfatik diangkat sebagai bagian dari prosedur operasi. Sistem limfatik adalah bagian penting dari sistem kekebalan dan sistem sirkulasi tubuh.

Salah satu fungsi sistem limfatik adalah membuang cairan berlebih dari dalam jaringan tubuh. Gangguan pada proses ini dapat menyebabkan penumpukan cairan di jaringan tubuh, yang menyebabkan timbulnya pembengkakan.

Pada pasien kanker serviks, limfedema biasanya terjadi pada bagian kaki. Untuk mengurangi pembengkakan yang terjadi, Anda bisa melakukan latihan dan teknik pemijatan khusus. Perban atau kain pembalut khusus juga bisa membantu untuk mengatasinya.

Referensi:

Cervical Cancer: Complications https://www.nhs.uk/conditions/cervical-cancer/complications/ diakses 5 Desember 2017.

Cervical Cencer Complications https://www.healthline.com/health/cervical-cancer-complications#metastasis-complications diakses 5 Desember 2017.

Complications of Cervical Cancer https://www.healthdirect.gov.au/complications-of-cervical-cancer diakses 5 Desember 2017.


Apakah setelah membaca artikel ini Anda berniat untuk melakukan pencegahan Infeksi HPV?


Dapatkan Notifikasi Artikel Terbaru!

Masukkan email kamu untuk mendapatkan pemberitahuan ketika ada artikel terbaru!