Kanker Serviks Memaksa Elly Mawati Merelakan Rahimnya Diangkat
Swipe untuk artikel selanjutnya
Dua jenis kanker menjadi penyakit yang diderita oleh Elly Mawati. Wanita usia 51 tahun ini sempat divonis kanker usus besar stadium dua pada 2015 lalu. Kemudian ia harus menjalani operasi sebagai pengobatan. Delapan bulan kemudian, kanker kedua juga terdeteksi, yakni kanker serviks (kanker leher rahim). Ketika itu kanker serviks yang dideritanya masih dalam fase stadium awal. Untuk Elly, datangnya berita itu seperti disambar petir di siang hari bolong.
Bagaimana tidak, Elly tergolong wanita yang rajin melakukan tes papsmear setiap tahun sejak usianya masih 40 tahun. Hasil yang didapatkan saat itu juga negatif. Sebagai ibu rumah tangga dia juga jauh dari kebiasaan seks tidak sehat. Bahkan tak merokok maupun konsumsi minuman keras. Tapi itu tak melindunginya dari kanker serviks.
Perasaan Elly bercampur aduk, mulai dari sedih, terpukul, dan bertanya-tanya kenapa sampai bisa terkena penyakit yang diakibatkan virus HPV itu. Namun akhirnya ia pada titik balik untuk harus berjuang dan bangkit untuk dapat melawan dan mematikan sel kanker serviks, ia pun harus rela mengangkat rahimnya pada Juli 2016 lalu. (Baca: Waspadai Perubahan Siklus Menstruasi)
Pengalaman ini juga akhirnya membuat Elly vokal menyuarakan pencegahan penyakit silent killer yang setiap menitnya membunuh satu perempuan di Indonesia. Sebagai penyintas kanker serviks, anggota dari Cancer Information & Support Center (CISC) ini pun memberikan beberapa tips yang harus diperhatikan setiap wanita Indonesia:
Waspada Saat Mengalami Keputihan
Baik keputihan berbau atau tidak harus tetap waspada. Meski itu tanpa ada rasa sakit pun. Pengalaman Elly awalnya ia hanya diduga infeksi jamur, tetapi penyakit tersebut tak kunjung sembuh. Keputihan yang dialaminya semakin parah sehingga harus memakai pembalut setiap hari. Akan tetapi kemudian muncul pendarahan. (Baca: Apakah Keputihan yang Berlebihan Merupakan Gejala Kanker Serviks?)
Periksa ke Ginekolog Ketika Ada Pendarahan
Ketika itu Elly mengalami pendarahan yang sempat diduga sebagai gejala pre-menopause. Pastikan untuk selalu memeriksa hal tersebut kepada spesialis ginekologi agar Anda tenang.
Harus Mawas Akan Badan Sendiri
Ketika ada sesuatu tak biasa dalam tubuh, jangan ragu konsultasi kepada dokter dan ahli kesehatan. Harus peduli akan badan sendiri.
Pastikan Lakukan Vaksin HPV
Sebagai pencegahan kanker serviks, lakukan deteksi dini dengan test IVA. Lalu pastikan untuk mendapatkan vaksin HPV. Lebih cepat lebih baik. Untuk Elly yang rajin papsmear pun masih bisa terdeteksi terkena HPV tingkat lanjut. Hal ini berarti, pencegahan harus diikuti segera dengan vaksinasi HPV untuk menghindarkan infeksi dari virus HPV. (Baca: Satu Vaksin HPV, Cegah Empat Jenis Kanker)
Apakah setelah membaca artikel ini Anda berniat untuk melakukan pencegahan Infeksi HPV?
Dapatkan Notifikasi Artikel Terbaru!
Sukses!
Terimakasih telah mendaftarkan email anda untuk mendapatkan update artikel terbaru.