Waspadai Perubahan Siklus Menstruasi
Swipe untuk artikel selanjutnya
Pernahkah Anda mengalami jadwal menstruari yang terlambat dari biasanya? Atau jangka waktu menstruasi lebih lama? Perubahan siklus menstruasi tersebut jangan dianggap sepele.
Menurut dr Cindy Rani Wirasti, siklus menstruari pada perempuan yang normal adalah setiap 21 hari hingga 35 hari. Artinya, setiap perempuan yang siklus menstruasinya wajar, akan mengalami menstruasi setiap tiga minggu atau paling lambat tiap lima minggu.
Jangka waktu menstruasi pun berlangsung antara 3 hari sampai 7 hari. Dengan demikian, setiap perempuan yang tiba-tiba mengalami menstruasi lebih dari tujuh hari, harus mewaspadainya. (Baca: Apakah Saya Punya Kanker Serviks ? Bagaimana Saya Bisa Tahu ?)
“Ada baiknya setiap perempuan mencermati siklus menstruasinya. Kalau ada perubahan dari jadwal biasanya, sebaiknya segera periksa ke dokter,” kata dr Cindy, dalam acara “Talk Show” yang diselenggarakan Koalisi Indonesia Cegah Kanker Serviks (KICKS), belum lama ini.
Dari pengalamannya selama menangani pasien kanker serviks, dr Cindy mengungkapkan, sebagian besar pasien umumnya tidak terlalu mencermati siklus menstruasi dan mengabaikan beberapa perubahan.
“Terkadang perempuan enggak paham dengan siklus menstruasi dan enggak ngeh kalau ada perubahan. Biasanya menstruasi paling lama lima hari, mendadak lebih lama sampai lebih dari satu minggu, tapi dianggap sepele,” kata dr Cindy.
Padahal perubahan siklus mestruasi tersebut, lanjutnya, bisa mengarah pada gangguan alat reproduksi dan gejala sejumlah penyakit, termasuk indikasi kanker mulut rahim (serviks). (Baca: 5 Fakta Kenapa Perempuan Indonesia Harus Vaksin HPV)
Salah satu gejala kanker serviks adalah pendarahan yang keluar dari vagina, meskipun bukan dalam periode menstruasi. Jika menstruasi berlangsung lebih dari tujuh hari, hal itu bisa disebabkan oleh pendarahan. Jadi darah yang keluar bukan hanya karena pelepasan sel telur yang tidak dibuahi dari dinding rahim, tetapi oleh pendarahan dari leher rahim.
“Makanya sangat penting untuk tahu siklus menstruasi dan mewaspadai kalau ada perubahan. Jangan anggap sepele, jangan tunda, segera periksa ke dokter. Mungkin hasil diagnosanya bukan kanker serviks, tapi enggak ada salahnya untuk waspada dan melakukan pencegahan dini,” ujar dr Cindy. (Baca: Mencegah Lebih Baik Daripada Mengobati)
Apakah setelah membaca artikel ini Anda berniat untuk melakukan pencegahan Infeksi HPV?
Dapatkan Notifikasi Artikel Terbaru!
Sukses!
Terimakasih telah mendaftarkan email anda untuk mendapatkan update artikel terbaru.